Lintassuara.id – Jelang muktamar ke X partai persatuan pembangunan eskalasi kian tinggi antara dua kubu yang akan bertarung memperebutkan kursi pimpinan tertinggi partai berlambang ka’bah tersebut.
Dinamika yang terjadi memperlihatkan pertarungan dua kontestan yakni Mardiono yang tidak lain merupakan plt ketum PPP dengan rivalnya Agus Suparmanto yang berasal dari ekternal partai yg di dorong sebagai figur alternatif. Jika menakar kans keduanya masing-masing memiliki basis kekuatan yang relatif berbeda mardiono dengan kekuatan strukturalnya sementara agus mengklaim telah memperoleh dukungan para ulama sebagai bargening position.
Jika berkaca pada kegagalan PPP di pemilu 2024 yang lalu partai perlu Figur yang kuat untuk dapat membawa PPP kembali memiliki kursi di senayan dalam pandangan penulis boleh jadi Figur yang hari ini maju sebagai calon ketum justru tak akan memberikan efek signifikan pada perubahan arah kebijakan partai mengingat jika dilihat dari track record nya masing-masing calon tidak secara representatif mewakili kebutuhan partai.
Mardiono sebagai wajah lama dinilai telah gagal membawa PPP lolos parlemen sedangkan Agus yg didorong sebagai figur alternatif juga perlu diuji loyalitasnya mengingat sebelumnya agus merupakan kader PKB yang notabennya bukan berasal dari internal Partai. Jika PPP menganggap pimpinan partai menjadi instrumen penting dalam membangun elektabilitas partai kedepan mestinya PPP milih figur yang sesuai dengan kebutuhan untuk dapat mengembalikan kejayaan PPP dimana figur yang memiliki basis kekuatan kultural dan kemampuan bermanuver di kancah politik nasional serta memiliki basis massa di level grass root yang mengakar dapat menjadi solusi, ada beberapa tokoh politik nasional yang dirasa memiliki kriteria yg dibutuhkan partai saat ini seperti Khofifah, Yeni Wahid, Gus Ipul atau bahkan Anis Baswedan yang sebelumnya santer disebut masuk dalam bursa calon ketum jika dilihat dari aspek popularitas dan pengalaman politik mereka lebih dikenal dan memiliki basis massa yang afiliatif.
Lima tahun yang akan datang PPP harus bekerja keras dan menuntaskan sejumlah pekerjaan rumah agar mesin partai kembali bergerak untuk bisa mencapai target kembali ke parlemen. PR besarnya adalah membangun kepercayaan internal kepada ketum terpilih selain itu tugas terberatnya adalah meyakinkan publik khususnya kelompok muslim sebagai basis konstituen untuk dapat mewakili suara mereka di DPR RI.
Di Tulis : Een Irianti
Dosen & Peneliti
The Political Literacy Institute