Lintassuara.id — Aksi konvoi ratusan anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang menyebabkan kemacetan total di ruas jalan dari Gedung KPU hingga Tugu Tigaraksa pada sabtu malam (12/7), menuai kritik keras dari berbagai pihak, termasuk aktivis mahasiswa. (13/7/2025)
Ian salah satu aktivis mahasiswa Kabupaten Tangerang, secara tegas menilai bahwa aparat kepolisian gagal menjalankan tugasnya dalam menjaga ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
“Ini bukan sekadar kemacetan, ini bentuk kegagalan aparat dalam menjalankan fungsi dasarnya. Jika Kasat Lantas dan Kapolresta tidak mampu mengatasi hal seperti ini, lebih baik mereka dicopot saja. Jangan tunggu warga makin resah,” tegasnya
Selanjutnya ia menilai ketidakhadiran langkah antisipatif maupun respons cepat dari aparat menunjukkan lemahnya koordinasi dan pengawasan terhadap kegiatan yang berpotensi mengganggu ketertiban umum. Bahkan, ia menyebut polisi “tak berdaya” menghadapi kelompok PSHT yang dengan mudah memblokade jalan dan membahayakan pengguna jalan lainnya.
“Fakta di lapangan, banyak pengendara yang naik ke trotoar, melawan arah, bahkan anak kecil di boncengan motor ikut terjebak. Ini sangat membahayakan. Apakah polisi hanya jadi penonton?” Ungkap ian.
Kritik pun bermunculan di media sosial, menyoroti ketidaktegasaan aparat dan potensi pelanggaran hukum yang diabaikan. “Sampai pukul 23.00 WIB, lalu lintas masih padat, dan konvoi belum dibubarkan” Lanjunya.
Ian mendesak Kapolda Banten untuk segera mengevaluasi total jajaran Polresta Tangerang, terutama fungsi lalu lintas yang dinilai lalai dan abai terhadap keselamatan publik.
(Al/dew)